Kamis, 22 Januari 2009

Kisah Cinta Sejati

Dia adalah Linda dan dia memiliki sebuah kisah cinta yang memberikanku sebuah pengajaran tentangnya. Ini bukanlah sebuah kisah cinta hebat dan mengagumkan seperti dalam novel-novel romantis, tetapi tetap baginya ia adalah kisah yang jauh lebih mengagumkan dari semua novela tersebut.

Ini adalah kisah cinta ayahnya, Mohammed Huda Alhabsyi dan ibunya, Yasmine Ghauri. Mereka bertemu di sebuah majlis resepsi pernikahan dan kata sang ayah dia telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan ibunya ketika masuk ke dalam sebuah ruangan. Saat itu dia brfirasat, inilah wanita yang akan dinikahinya. Ternyata semua firasatnya menjadi kenyataan dan mereka kini sudah menikah selama 40 tahun dan mempunyai tiga orang anak. Linda adalah anak sulung, telah menikah dan memberikan mereka dua orang cucu. Ibu dan bapak hidup bahagia dan selama bertahun-tahun telah menjadi ibu bapak yang sangat baik bagi Linda dan adik-adiknya, mereka membimbing dengan penuh cinta kasih dan kebijaksanaan.

Pada suatu waktu Linda teringat hari ketika dia masih berusia belasan tahun. Dia mengajak ibunya pergi ke pembukaan pasar raya yang menjual alat-alat keperluan rumah tangga. Mereka mengatakan hari pembukaan adalah waktu terbaik untuk berbelanja barang keperluan karena barang sangat murah dengan kualitas yang baik

Tapi ibunya menolaknya karena ayahnya sebentar lagi akan pulang dari kerja. Kata ibunya,”Ibu tak akan pernah meninggalkan ayahmu sendirian”.

Kata-kata itu yang selalu ditegaskan oleh ibunya Linda. Apapun yang terjadi, sebagai seorang wanita, aku wajib bersikap baik terhadap suamiku dan selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sehat maupun sakit. Seorang wanita harus menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu. Menurut mereka, itu hanyalah lafaz janji pernikahan, omongan kosong belaka. Tapi Linda tetap mempercayai nasihat ibunya.

Sampai pada suatu hari, bertahun-tahun kemudian, Linda sekeluarga mengalami berita duka. Setelah ulang tahun ibunya yang ke-59, ibunya terjatuh di kamar mandi dan menjadi lumpuh. Dokter mengatakan kalau saraf tulang belakang ibunya tidak berfungsi lagi, dia harus menghabiskan sisa hidupnya di pembaringan.

Ayahnya Linda, seorang lelaki yang masih sehat di usia tuanya. Tetapi dia tetap setia merawat ibu yang terbaring lemah, menyuapinya, bercerita segala hal dan membisikkan kata-kata cinta pada ibu. Ayahnya tak pernah meninggalkannya. Selama bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahnya selalu menemani ibunya. Ayahnya pernah memotong kuku tangan ibunya Linda, dan ketika ibuku bertanya ,”Untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat tua dan hodoh sekali”.

Ayahnya menjawab, “Aku ingin kau tetap merasa cantik”.

Begitulah pekerjaan ayahku sehari-hari, merawat ibu dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Suatu hari ibu berkata kepada Linda sambil tersenyum,”Kau tahu, Linda. Ayahmu tak akan pernah meninggalkan aku…kau tahu kenapa?”

Linda menggeleng, dan ibuku berkata, “Karena aku tak pernah meninggalkannya…”

Itulah kisah cinta ayahL Linda, Mohammed Huda Alhabsyi dan Ibuku, Yasmine Ghauri, mereka memberikan kita pelajaran tentang tanggungjawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, dan cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari kehidupannya.



Sabtu, 17 Januari 2009

ta'aruf

Assalamu'alaikum wahai saudara-saudaraku

ehm,,,ehm,,,, salam kenal nama gue Ahmad Mansur Al-Alifi g' Al-Ba'i ya,,,
he,,he,,
yaa,, gue emang udah keren dari sononya,,,
itu sih kata orang-orang....
tapi, menurut gue itu biasa-biasa aja dech.
meskipun begitu aku dah nembak cewek sepuluh kali, tapi ditolak dah dua puluh kali,,,
diterima satu kali, itupun sebagai cowok simpenan,,
eh,,, cuma bercanda ko'

mau tahu g' alamat gue????
tapi kalo dah tau, harus maen ya.....
khususnya yang cewek aja, kalau cowok gue g'terima,,,,
gue tinggal in the Cangkring City
tau g'Cangkring City tu ada dimama?
kalo g'tau ya tanya?
tanya aja ma yang tau
key???
dah dulu ya salam kenal kita
bye,,,,

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.





8 Pengertian Cinta Menurut Al-Qur'anul Karim





Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu
mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai'an
katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya
(man ahabba syai'an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta
sejati ada tiga: (1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai
dibanding dengan yang lain, (2) lebih suka berkumpul dengan yang
dicintai dibanding dengan yang lain, dan (3) lebih suka mengikuti
kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Bagi
orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka
berbicara dengan Allah Swt, dengan membaca firman-Nya, lebih suka
bercengkerama dengan Allah SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti
perintah Allah SWT daripada perintah yang lain.

Dalam Qur'an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:

1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan
"nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu
berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia
ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.

2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut,
siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis
rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding
terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang
kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi
kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya.
Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian
darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari
itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham ,
yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri,
yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata
rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana
psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim.
Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah
dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya
menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta
mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia
akhirat.

3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara,
sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung
kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut
dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada
yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang
lama.

4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil
dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad
syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir
tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghaf
ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir
kepada bujangnya, Yusuf.

5. Cinta ra'fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan
norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak
tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an
menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah
menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus
hukuman bagi pezina (Q/24:2).

6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku
penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika
mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan
Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja),
sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan
bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al
jahilin (Q/12:33)

7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari
hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5
dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan
tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur
dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika
wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya
memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu.
Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa
Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada
sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang
apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il
tihab naruha fi qalb al muhibbi

8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik
kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang
menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada
pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa
Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la
yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

Salam Cinta